Wednesday, February 20, 2008

Kebenaran itu harganya mahal...

ImageSeorang Politisi di Filipina bernama Rodolvo Lozada, kini terpaksa harus tidur di kamar kecil di sebuah sekolah Katolik di Manila. ia yang tadinya hidup makmur kini hidup serba pas-pasan setelah mengungkap skandal korupsi kontrak broadband pemerintah dan ZTE, China.

Beberapa minggu sebelumnya, Lozada ditugasi ke Hong Kong dan memperoleh fasilitas menginap di hotel berbintang, Sekarang, dia tidur di kamar kecil tak berjendela di sebuah sekolah Katolik di Manila.

”Sebelumnya saya tidak bisa tidur karena terusik oleh suara hati nurani saya. Sekarang saya tidak bisa tidur karena banyak setan yang tengah mengejar saya,” kata politisi berusia 45 tahun tersebut. Dia mengungsi ke sekolah Katolik swasta anaknya. Akibat tindakannya mengungkap skandal korupsi pemerintah, Lozada yang akrab dipanggil Jun, memicu pergolakan politik di Filipina.

Seluruh keluarganya juga tinggal di sana dan tempat aman lainnya. ”Ketegangan fisik sudah mereda, tetapi sekarang ketegangan psikologis mulai merasuki. Bagaimana saya menghidupi kelima anak saya? Apakah saya bisa diterima lagi di masyarakat?”keluh Lozada. jika sesuatu terjadi padanya, dia sudah mempersiapkan bukti-bukti yang dia ketahui soal korupsi pemerintah dan bukti tersebut akan diungkap. Sejak bersaksi di depan Senat, Anak-anak Lozada yang berumur mulai dari 6 hingga 15 tahun tidak dia izinkan pergi ke sekolah karena takut menjadi korban penculikan. Tidak semua orang sanggup bertindak seperti Lozado, dibutuhkan integritas yang tinggi dan keberanian untuk membayar harga atas sebuah kejujuran, apapun alasannya kompromi dengan kejahatan tidak bisa diterima. Lebih baik kita takut pada Tuhan daripada takut terhadap manusia. Sejauh mana integritas anda....?????

Operasi payudara

Artikel ini dikutip dari koran SINDO

SEBUAH penelitian mengungkapkan wanita yang melakukan operasi pembesaran payudara melalui implan, tiga kali lebih banyak yang memutuskan untuk bunuh diri pada beberapa tahun pertama setelah operasi dibandingkan orang yang tidak dioperasi.

Data tersebut dikeluarkan para peneliti di Amerika Serikat dan Finlandia yang melakukan studi terhadap 2.166 wanita yang melakukan operasi payudara selama 30 tahun. Hasil dari penelitian tersebut dipublikasikan dalam judul ”Annals of Plastic Surgery” di Amerika. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kecenderungan bunuh diri para wanita yang melakukan operasi payudara tersebut berkaitan dengan masalah psikologis yang dihadapi, seperti rasa percaya diri yang rendah, dismorfia tubuh atau depresi.

Hasil penelitian kemudian menekankan pentingnya para ahli bedah plastik melakukan pendekatan secara psikologis kepada pasien sebelum menjalani prosedur operasi. Hal tersebut juga ditekankan dr Irena Sakura Rini SpBp dari RS Kanker Dharmais. Dia mengatakan, sering kali pasien yang datang untuk melakukan operasi plastik harus ditolak karena alasan yang tidak tepat.

”Misalnya, ada ibu-ibu yang ingin operasi payudara agar suaminya tidak pergi atau selingkuh. Alasannya tidak bisa diterima, biasanya saya akan tolak pasien dengan alasan ini. Jika saya terima, nantinya ia terus saja tidak puas dengan hasil operasi dan ingin melakukan operasi lainnya,” sebut dr Irena. Selain itu, alasan ikut-ikutan atau tren juga tidak bisa diterima untuk melakukan operasi plastik. Dia mencontohkan, salah satu selebriti yang melakukan prosedur operasi estetik yaitu tummy tuck.

Kemudian, banyak orang yang ingin ikut melakukannya. Untuk pasien yang akan menjalani operasi plastik estetik memang diharuskan berkondisi sehat. Biasanya, dokter juga akan menganjurkan pasien untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki bentuk tubuh melalui olahraga dan diet. Jika hal-hal tersebut tidak juga membuahkan hasil,baru dilakukan prosedur operasi. Irena juga menganjurkan agar pasien tetap menerapkan pola hidup sehat setelah operasi.

Sebab, bukan tidak mungkin gelambir-gelambir di perut bisa timbul kembali. ”Operasi memang hanya butuh waktu 4–5 jam.Namun, kalau pola hidupnya tidak sehat, ya bisa saja kembali lagi,” tegasnya. Mengenai operasi pembesaran payudara, biasanya dengan menanamkan implan pada payudara di balik kulit atau otot. Jaringan susu masih tetap utuh. Jika wanita tersebut hamil, maka jaringan susu tetap membesar dan fungsinya tidak terganggu. Setelah dilakukan bedah plastik rekonstruksi maupun estetika, seluruh organ reproduksi yang dibenahi dapat berfungsi kembali seperti sediakala.

”Misalnya, wanita yang menjalani bedah plastik payudara akan tetap dapat berfungsi untuk menyusui anaknya. Hal ini karena implan diletakkan di bawah kelenjar air susu. Begitu pula dengan sedot lemak pada perut,” kata dr Irena. (ririn s) Tuhan sudah menciptakan manusia sempurna, ngapain di permak lagi...?? gak pede kali yah..? duh kacian banget deh..!!!!